Menerapkan Teknologi Informasi Komunikasi Secara Efektif (1)

Sabtu, 11 April 2009



suarasurabaya.net| Setelah lebih dari dua puluh tahun saya menjalani profesi di bidang teknologi informasi komunikasi, banyak sekali liku-liku pengalaman ketika berinteraksi dengan semua level manajemen di berbagai organisasi saat teknologi informasi komunikasi diterapkan. Artikel seri pertama dari tiga tulisan ke depan ini mengurai berbagai problematika dan solusi yang berpijak pada pengalaman, kajian riset serta bagaimana membangun visi ke depan.

Jika Perusahaan Ingin Maju Pesat
IT tidak dapat didelegasikan

Minggu lalu saya menghadiri sebuah executive forum manajemen di Jakarta. Seorang eksekutif puncak sebuah perusahaan operator telekomunikasi dengan latar belakang non IT mengatakan bahwa ia telah nekad mengeluarkan puluhan miliar rupiah untuk membeli (belum menerapkan) sebuah sistem software. Setelah dipelajari selama lima tahun baru sistem tersebut dapat diterapkan satu per satu.

Memang dewasa ini seorang pimpinan puncak organisasi bisnis apapun tidak cukup hanya memahami soal keuangan, SDM dan pemasaran. Ada pilar pemahaman dengan bobot yang sama yaitu soal teknologi informasi komunikasi.

Bisnis adalah informasi, dan informasi adalah bisnis. Oleh karena itu pimpinan puncak tidak dapat mendelegasikan begitu saja aspek teknologi informasi komunikasi kepada manajer atau bahkan direktur di bidang ini.

Ibarat seseorang yang dapat mengemudikan mobil, ia tidak harus menjadi montir. Pemahaman yang diperlukan pimpinan tentu bukan soal teknis karena itu kompetensi engineer. Pimpinan wajib memahami berapa nilai efisiensi, efektivitas kerja dan produk/jasa baru apa yang dapat diciptakan dengan penerapan teknologi itu.

Prakteknya, pimpinan puncak merumuskan apa yang ia kehendaki, lalu panggil manajer/direktur IT untuk berdiskusi secara intens tentang solusi dan keterbatasan teknologi saat ini dan bagaimana tren teknologi ke depan.

Mengurai kemampuan teknologi informasi komunikasi

Untuk memudahkan pemahaman, apa saja yang dapat dilakukan dengan teknologi informasi komunikasi dalam suatu proses bisnis, semuanya dapat dipetakan menjadi:

Otomatisasi. Dapat mengoptimalkan jumlah sumber daya manusia dalam sebuah proses pekerjaan yang rutin dan berulang-ulang. Aplikasinya sering kita jumpai pada lingkup perusahaan industri manufakturing.

Informasi dan analisis. Memudahkan proses analisa pengambilan keputusan, karena pengolahan data komputer akan menghasilkan informasi yang menyajikan berbagai opsi pengambilan keputusan. Dengan program spreadsheet, hasil pengolahan dari database perusahaan secara mudah dapat dianalisis dan dibuat simulasinya.

Penelusuran (tracking). Mempermudah pemantauan status sebuah obyek berikut prosesnya.

Menghilangkan kendala geografis. Melalui jaringan komputer yang menghubungkan baik internal maupun eksternal perusahaan, koordinasi-komunikasi dan integrasi perusahaan dapat dilakukan lebih cepat dan lebih efisien.

Disintermediasi. Komputerisasi dan jaringan komputer mampu menghilangkan mata rantai suatu proses yang secara logis tidak diperlukan lagi.

Sekuensial dan paralel. Urutan sebuah proses bisnis dapat diubah secara lebih fleksibel. Begitu pula proses kerja yang sebelumnya berurutan dapat dibuat menjadi paralel.

Aset intelektual. Teknologi memudahkan proses perekaman dan distribusi aset intelektual sumber daya manusia organisasi. Memasuki era knowledge worker saat ini, teknologi sangat membantu meningkatkan nilai dari knowledge capital organisasi. Aplikasi dibidang ini masih sangat jarang diterapkan di Indonesia. Sebagian besar perusahaan di Indonesia masih mengandalkan sumber daya fisik/material dan belum sampai ke tingkat knowledge industry.

Dari uraian di atas, jelas bahwa diperlukan kemampuan analisa, power dan keputusan strategis yang tidak mungkin dibuat oleh seorang manajer/direktur di lapisan middle management. Levelnya sudah harus top level management.

Menerapkan secara efektif

Setiap hari kita dibanjiri oleh informasi tentang sebuah produk teknologi baru. Keterbukaan akses informasi makin memberi ruang untuk memilih. Namun, jangan lupa bahwa banyak produk teknologi negara maju yang hanya berganti kemasan, tetapi inti kemampuan solusinya adalah sama dengan produk sebelumnya. Ketelitian dalam mengkaji produk teknologi khususnya bagi sebuah solusi bisnis makin diperlukan di era informasi ini.

Fakta lain adalah masih banyaknya anggapan bahwa dengan membeli dan memasang sebuah sistem teknologi informasi komunikasi semua masalah akan beres. Teknologi informasi komunikasi akan efektif jika didasari oleh kebutuhan proses bisnis yang matang terlebih dahulu. Setelah itu menyiapkan SDM yang berarti bukan hanya soal melatih penggunaan alat. Ada titik krusial yaitu bagaimana SDM dapat mengadopsi perubahan sistem, prosedur dan proses akibat dari penerapan teknologi yang dipilih. Tanpa melalui tahapan seperti itu, betapapun canggihnya teknologi yang dibeli akan menjadi sia-sia.(LENDY WIDAYANA, Managing Partner .IDD Research and Documentary)

Read more...

Menuju Indonesia Berbasis Teknologi Informasi melalui Optimalisasi Pemanfaatan Internet



Jika di banding dengan negara tetangga seperti Malaysia, India, dan Singapura Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Internet maka Indonesia tertinggal jauh ( kecuali dalam beberapa hal, seperti misalnya penguasaan terhadap teknologi Telepon Internet - VoIP ). Tertinggalnya Indonesia dalam penerapan teknologi informasi dan komputer khususnya teknologi berbasis internet di banding negara-negara tetangga merupakan satu hal yang tidak aneh, karena kemampuan manajerial para birokrat Indonesia belum mampu mengendalikan suatu pekerjaan yang sifatnya rutin dan semuanya terlihat pada keadaan dimana hampir disemua lini infrastruktur, Indonesia sangat tertinggal dan dalam keadaan amburadul jika tidak ingin disebut menggenaskan, padahal dunia diberbagai belahan manapun saat ini sedang giat dan berlomba menerapkan teknologi informasi dan internet dalam berbagai bidang kehidupan, baik industri, pendidikan, pemerintahan, sosial kemasyarakatan dan sebagainya. Melalui pengamatan penulis, ketertinggalan bangsa Indonesia dalam penerapan teknologi informasi disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Tidak adanya komitmen dari pimpinan tertinggi yang selalu membuat "kambing hitam" kacaunya penerapan teknologi informasi khususnya teknologi internet di lingkungan pemerintahan. Dan berdasarkan pengalaman, memang salah satu sumber kegagalan kita untuk ikut dalam gelombang teknologi informasi adalah kebijakan yang tidak konsisten dan terkesan asal-asalan

  2. Kemampuan tingkat manajerial di pimpinan sebagian besar tidak memiliki basis teknologi informasi khususnya teknologi internet, sehingga banyak sekali pekerjaan yang lebih effisien di penerapan teknologi informasi tidak dilirik atau bahkan dihindari penerapannya. Banyak sekali Kepala atau Pimpinan yang gagap teknologi, sehingga tidak dapat mengarahkan bawahannya untuk memanfaatkan teknologi informasi

  3. Kalaupun institusinya ditekan untuk memanfaatkan teknologi informasi, biasanya Kepala atau Pimpinan tidak mengetahui dengan persis apa yang harus mereka lakukan, sehingga ahirnya mencari konsultan yang berbasis vendor tertentu sehingga seluruh proyeknya dikuasai oleh keuntungan semata, bukan menomor satukan pemanfaatannya

  4. Infrastruktur penunjang tidak mendukung operasi yang berbasis teknologi informasi, seperti misalnya listrik yang kurang dan sering mati-nyala, gedung atau ruangan yang tidak memadai dan infrastruktur lainnya

  5. Alasan klise yang memang menjadi kenyataan adalah terlalu luasnya Indonesia, sehingga penerapannya tidak dapat merata, baik karena kekurangan biaya maupun pemikiran yang terlambat karena konsentrasinya tidak dapat jalan sekaligus

  6. Kebanyakan usia produktif dan yang bekerja di perkantoran tidak berbasis teknologi informasi, sehingga semua pekerjaan jalan seperti biasanya dan tidak pernah memikirkan effisiensi atau pemanfaatan teknologi informasi yang konsisten

  7. Dunia teknologi informasi terlalu cepat berubah dan berkembang, sehingga tidak dapat diikuti dengan langkah yang "alon-alon asal kelakon"


Dari ketujuh alasan yang selalu kita dengar dan terjadi, maka dapat ditarik satu kesimpulan bahwa Indonesia akan maju dan tidak kalah dengan negara tetangga jika dalam pemerintahannya menerapkan teknologi informasi dan komputer untuk kegiatan sehari-harinya baik baik dengan pemanfaatan media internet semaksimal mungkin ataupun pemanfaatan teknologi yang berbasis offline.

Pemanfaatan teknologi informasi khususnya teknologi internet ini sangat penting, karena nasib Indonesia di masa depan akan tergantung dari kemampuan masyarakatnya menguasai dan menerapkan teknologi informasi untuk pekerjaannya masing-masing.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengantisipasi hal ini dengan membentuk satu lembaga khusus dibawahnya, yaitu Dewan TIK Nasional (DeTIKnas) yang tugasnya memikirkan cara-cara pemerintah Indonesia untuk menerapkan teknologi infomasi dan komputer khususnya teknologi internet.

Berdasarkan tujuh atau lebih kondisi yang terjadi di masyarakat Indonesia, dilingkungan pemerintahan khususnya, maka dapat disimpulkan empat pokok pemecahan masalah atas ketertinggalan bangsa Indonesia terhadap negara tetangga, yang poin-nya adalah sebagai berikut :

  1. Effisiensi Bandwidth untuk Internet Indonesia
  2. Pengembangan Local Content
  3. Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Indonesia dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi
  4. Kerja Sama Antar Departemen



Dalam posisi Indonesia yang sedang mencari bentuk dalam pengelolaan negara dan sifatnya yang terlalu sensitif terhadap isu politik dan sosial, memang sangat tidak mudah untuk mencari solusi.

Terjadinya tumpang tindih tanggung jawab diantara departemen dan bahkan terkesan saling menyalip kepentingan, yang ahirnya memperlambat penerapan penggunaan teknologi informasi yang memang selalu konsisten dan tidak mudah disisipi oleh "kebijaksanaan".

Komitmen atasan merupakan salah satu kunci keberhasilan penerapan teknologi informasi di lingkungan pemerintahan, dan saat ini tidak mudah untuk mencari "atasan" yang punya wawasan kedepan dan mau menerobos berbagai kesulitan yang diakibatkan oleh penerapan teknologi informasi.
Infrastruktur yang tidak menunjang, tim teknis yang tidak handal dan masih tergantungnya semua bagian ke satu pekerjaan yang membutuhkan "kebijaksanaan" adalah hal-hal yang menghambat penerapan teknologi informasi di seluruh kantor pemerintahan.


Effisiensi Bandwidth untuk Internet Indonesia

Saat ini penggunaan bandwidth bagi internet di Indonesia sangat tidak effisien, kebanyakan orang Indonesia menggunakan mail server seperti yahoo.com, gmail.com, hotmail.com atau domain lainnya yang berada di Amerika atau di luar negeri. Dengan menggunakan domain yang berada diluar, otomatis kita memerlukan infrastruktur lebih untuk mengakses jaringan internet dari server yang jauh tersebut, dan biaya untuk mengaksesnya lumayan mahal karena selain harus menggunakan satelit, kita juga tergantung kepada operator yang menguasai jaringan serat optik yang melintas laut luas.

Selain harus keluar negeri untuk mengakses data pribadi yang sebetulnya dapat dipasang di dalam kantor sendiri, keadaan pemanfaatan teknologi informasi di Indonesia juga kacau balau, karena semua departemen atau bagian mengakses sendiri-sendiri jaringan internetnya, sehingga ahirnya keadaan per-internet-an di dalam negeri menjadi kacau dan tidak effisien.

Sebetulnya tidak salah kalau setiap departemen atau bagian membangun jaringan akses internet sendiri, hanya saja, seringkali effisiensinya dibawah 50%, sehinga dana dan anggaran yang disediakan tidak terpakai separuhnya, atau bahkan hanya 25% jika diasumsikan sore dan malam hari internet sama sekali tidak terpakai.

Pemakaian bandwidth untuk internet luar negeri ini memang sangat ironis sekali, karena selain menjadi kebutuhan pokok, ahirnya setiap departemen juga sangat tergantung pada operator internet asing untuk mengambil data yang semestinya ada di server di dalam kantor yang bersangkutan.

Ide yang diusulkan untuk menangani masalah ini adalah dengan membangun jaringan internet antar kota yang sudah diluncurkan dalam proyek Palapa Ring, dimana setiap kota diseluruh Indonesia berupaya untuk saling menyambung ke kota terdekat atau Jakarta sebagai pusat pemerintahan, sehingga besarnya jaringan internet ini ahirnya milik pemerintah yang memang diamanahkan untuk menguasai infrastruktur yang ahirnya selain dipakai untuk operasional pemerintahan, juga dapat dimanfaatkan oleh masayarakat sekelilingnya.

Pemborosan anggaran karena pembangunan yang tidak ada ujung pangkalnya dapat dihindari dan pada ahirnya, pemanfaatan bandwidth internet akan lebih dari 80% yang berarti penghematan lebih dari setengah yang sudah kita keluarkan saat ini.


Pengembangan Local Content Internet

Berkaitan dengan effisiensi penggunaan bandwidth internet di pemerintahan yang sudah dipaparkan di bagian atas, pengembangan local content internet atau isi internet Indonesia (I3) juga merupakan satu hal yang harus dipikirkan.

Pemindahan email ke server lokal, pembangunan situs yang disimpan di server lokal dan pengembangan isi internet Indonesia (I3) lainnya merupakan langkah yang harus kita lakukan secara terus menerus dan tidak terputus. Kelemahan selama ini adalah kita tidak memiliki konten internet yang handal yang dapat menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari, sehingga email saja harus dipasang di server luar negeri.

Pemerintah sebagai "enabler" merupakan solusi untuk memperkaya isi internet Indonesia (I3) dengan berbagai aplikasi yang berbasis web seperti perpanjangan Kartu Tanda Penduduk, Kartu Pindah, Kartu-Kartu lainnya yang secara berkala akan diakses oleh masyarakat 24/7 (dua puluh empat jam selama satu minggu penuh).

Penggabungan data antar departemen dan lintas sektoral ke swasta merupakan satu cara yang akan sangat effisien untuk meningkatkan pemakaian teknologi informasi di masyarakat, sehingga seluruh pekerjaan dapat dilakukan di rumah atau di kantor masing-masing, sehingga ahirnya juga akan menghemat penggunaan BBM dan effisiensi nasional.

Langkah awal yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah dengan membangun data centre di masing-masing kota propinsi, kotamadya dan kabupaten yang jumlahnya sekitar 461 kota, kemudian mengintegrasikan di pusat data (DRC) yang dikelola oleh Kominfo bekerja sama dengan Ristek untuk pengembangan dan pemiliharaannya.

Dengan dibangunnya internet data centre, diharapkan akan banyak pengembang aplikasi berbasis web yang akan berkreasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas, dan ahirnya kebutuhan masyarakat akan pengolahan data elektronik juga akan meningkat.


Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Indonesia dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi

Pemanfaatan teknologi informasi saat ini masih terkesan asal pakai saja, belum menyentuh pada kebutuhan yang primer, hanya melulu di bidang finansial dan pengelohan database, sementara untuk bidang-bidang lain seperti keamanan (security), effisiensi dan proses kerja masih sangat terbatas pemanfaatannya.

Penelitian tentang pemanfaatan teknologi informasi ini memang masih sangat terbatas, karena kebutuhan masyarakat masih merasakan belum menjadi kebutuhan primer.

Penggunaan perangkat mobile semacam Blackberry baru saja meledak dalam satu tahun terakhir ini, dan memang teruji dapat meningkatkan effisiensi dan unjuk kerja diperkantoran, sementara pemanfaatan teknologi informasi lainnya sedang diuji coba, misalnya mengatur peralatan jarak jauh, pemantauan kamera digital dan social network untuk komunitas tertentu.

Otomatisasi pembayaran di jalan tol, sistem pembayaran otomatis untuk bus way, kereta api, pesawat terbang atau kapal air, transaksi ditempat-tempat pembelajaan dan pembayaran-pembayaran yang menggunakan kartu khusus, semuanya sedang dalam taraf pengembangan, karena kemajuan di bidang ini sebetulnya yang dapat membuktikan kemampuan bangsa Indonesia dalam menerapkan teknologi informasi di kehidupan sehari-hari.

Pembuatan KTP, SIM dan kartu-kartu lainnya secara on-line dan dapat diakses dari rumah merupakan bagian penting dari peningkatan apresiasi masyarakat terhadap teknologi informasi, dan pada ahirnya kemajuan teknologi secara umum akan terbukti.

Untuk kontinuitas apresiasi masyarakat terhadap teknologi informasi, Departemen Pendidikan Nasional harus menerapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komputer sejak dini sehingga usia produktif dapat betul-betul memanfaatkan teknologi untuk kemajuan bangsa Indonesia secara menyeluruh.


Kerja Sama Antar Departemen

Kerja sama antar departemen atau bagian di dalam satu perkantoran merupakan pekerjaan besar yang harus dilalui untuk menerapkan penggunaan teknologi informasi secara nasional.

Saat ini, penerapan teknologi informasi dan komputer di lingkungan pemerintah masih tersebar secara acak dan tidak konsisten, apalagi dengan kondisi sistem pemerintahan yang berbasis ke arah vertikal, ketidak perdulian ke bagian lain secara horisontal menyebabkan banyak hambatan dalam penerapan teknologi informasi dan komputer di lingkungan pemerintahan.

Sudah ada beberapa departemen yang menerapkan "satu pintu" untuk pemanfaatan teknologi informasi dan komputer, tetapi antar departemen masih belum dapat terjadi karena anggaran dan kewenangannya berbeda dan tidak dapat dijadikan satu.

Adalah tantangan kita untuk membuat suatu sistem terpadu diantara semua departemen, sehingga satu sama lain dapat punya peran dan memanfaatkan teknologinya secara effisien dan tepat guna. Keterlibatan Kominfo dalam bidang ini memang sangat diharapkan, apalagi pemerintah memang sudah berniat mengejar semua ketinggalan ini dengan membentuk DeTIKnas dan beberapa program-program yang berbasis teknologi informasi dan komputer.


Kesimpulan

Empat pokok pikiran ini jika diterapkan mudah-mudahan dapat meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komputer di Indonesia, dan jelas sekali bahwasanya pemerintah punya peran yang sangat besar dalam peningkatan penggunaan teknologi informasi dan komputer untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Hanya saja, sistem pemerintahan yang sudah jalan puluhan tahun ini semuanya berdasarkan pada repeating job, artinya selalu terjadi pengulangan pekerjaan yang selain tidak effisien juga tidak akurat.

Pengulangan pekerjaan ini dilakukan selama berpuluh tahun dan merupakan kunci untuk terjadinya penyimpangan-penyimpangan administrasi, dan kendala "perlawanan" terhadap sistem yang effisien dan menutup kemungkinan kecurangan merupakan cerita lain yang tidak mudah dijalankan.

Read more...

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN MASYARAKAT

abstrak
Pendidikan nasional dihadapkan pada berbagai kendala. Pemanfaatan teknologi informasi untuk pendidikan merupakan salah satu alteratif untuk mengatasi kendala tersebut dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Seiring perkembangan teknologi informasi di masyarakat, teknologi ini sudah waktunya dimanfaatkan dalam pendidikan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan model belajar berbasis teknologi informasi di masyarakat. Model ini dikelola oleh pihak-pihak terkait mulai dari pengembangan bahan ajar, distribusi materi ajar, hingga penggunaan materi ajar. Disamping itu standariasasi perlu dilakukan dalam memberi jaminan mutu.

PENDAHULUAN

Teknologi informasi (information technology) mulai berkembang pesat di diawal tahun 1980-an. Pesatnya perkembangan teknologi ini didukung oleh pesatnya perkembangan prosesor (chip) yang berfungsi sebagai otak sebuah komputer pribadi (Personal Computer). Perkembangan teknologi hardware ini diikuti pula oleh kemajuan dalam bidang software, meskipun perkembangannya jauh di belakang perkembangan hardware.

Pada mulanya, prosesor dan software dirancang untuk sebuah komputer pribadi yang berdiri sendiri (stand alone PC). Namun sejalan dengan perkembangannya, PC-PC tersebut akhirnya dapat diintegrasikan melalui suatu jaringan (network) secara fisik. Sehingga sekarang kita mengenal berbagai jenis jaringan yang mengintegrasikan beberapa buah PC. Contoh jaringan yang sering kita jumpai adalah Local Area Network (LAN), Wide Area Network (WAN), dan Internet.

Jaringan internet merupakan salah satu jenis jaringan yang popular dimanfaatkan, karena internet merupakan teknologi informasi yang mampu menghubungan komputer di seluruh dunia, sehingga memungkinkan informasi dari berbagai jenis dan bentuk informasi dapat dipakai secara bersama-sama. Saat ini telah banyak perusahaan swasta di Indonesia yang menyediakan jasa sambungan internet, misalnya IndoInternet, Radnet, D-Net, Idola, dan lain-lain.

Perusahan lain seperti PT Pos Indonesia yang juga menjadi penyedia jasa sambungan ke internet (Wasantara-Net) yang membuka cabang di setiap kota, yang kemudian menjadi pengembangan Nusantara 21. Nusantara 21 adalah jalan raya lintasan informasi yang menghubungkan seluruh kawasan nusantara dengan bandwidth yang sangat besar, sehingga memungkinkan pertukaran informasi dalam berbagai bentuk (teks, grafis, suara dan video) dapat terjadi dengan cepat.


BEBERAPA KENDALA
DAN POTENSI PENGEMBANGAN

Pemanfaatan teknologi informasi, khususnya internet di kalangan institusi pendidikan pada berbagai jenjang dan jenis nampaknya masih belum merata, kecuali pada perguruan tinggi umumnya telah akses dengan teknologi internet ini.

Pada jenjang dan jalur pendidikan lain di mana proses belajarnya relatif masih konvensional (tatap muka), yang sesungguhnya sudah tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan pendidikan untuk masyarakat yang semakin kompleks, memerlukan inovasi dan media yang mampu menangulanginya.

Penulis berasumsi bahwa, dengan diselenggarakannya program pendidikan jarak jauh seperti Program Belajar Paket A dan Paket B, SMP Terbuka yang didirikan pada tahun 1979, Universitas Terbuka sejak tahun 1984, serta pendidikan guru tertulis pada tahun 1955, dan program pendidikan dan pelatihan jarak jauh di berbagai departemen (A.P. Hardhono, 1997), termasuk usaha menuntaskan program Wajar 9 tahun dengan memakai sistem pendidikan jarak jauh, adalah fakta bahwa pendidikan konvensional (tatap muka) tak mampu lagi memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat hampir di semua jenis dan jenjang.

Keterbatasan ini dikarenakan oleh beberapa kendala, di antanya. Pertama, kendala dari pihak pemerintah yaitu terbatasnya dana untuk menambah lahan, gaji tenaga pengajar, serta terbatasnya sumber daya manusia yang akan menjadi pengajar pada institusi yang akan dibangun. Kedua, kendala dari pihak peserta belajar (masyarakat) itu sendiri yaitu, selain jauhnya jarak tempat tinggal dengan pusat sekolah, juga sebagian besar di antara mereka telah bekerja.

Kehadiran teknologi informasi, merupakan solusi yang dapat mengatasi kendala yang dihadapi oleh dunia pendidikan sebagaiman tersebut di atas. Pernyataan tersebut cukup beralasan, karenal pertama, hampir dapat dipastikan bahwa setiap kantor telah memiliki dan menggunakan komputer. Demikian juga pada setiap keluarga, terutama diperkotaan komputer sudah menjadi fasilitas biasa dan dapat dioperasikan oleh hampir semua anggota keluarga. Jumlah keluarga yang mempunyai komputer menunjukan peningkatan sebagai hasil kemajuan dari perkembangan ekonomi. Ini berarti bahwa jumlah masyarakat yang mempunyai akses terhadap komputer meningkat dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, program pendidikan berbasis komputer dapat dikembangkan untuk kelompok (masyarakat) ini.

Kedua, proses penyampain materi ajar yang akan ditransformasikan kepada peserta belajar dapat lebih efektif dan efisien, karena di Indonesia sudah banyaknya dibuat software pendidikan oleh para pakar komputer, walaupun tergolong pada fase “early stage” dan bersifat sporadis dan belum terkoordinir dengan baik. Saat ini suda banyak software pendidikan yang bermutu tinggi, namun biasanya software tersebut adalah buatan luar negeri sehingga muncul kendala baru yaitu masalah bahasa inggris. Beberapa contoh software pendidikan yang dikenal diantaranya: computer assisted instruction (CAI), yang umumnya software ini sangat baik untuk keperluan remedial. intelligent computer assited instructional (ICAL), dapat digunakan untuk material tau konsep. Computer assisted training (CAT), computer assisted design (CAD), computer assisted media (CAM), dan lain-lain.

Kedua alasan tersebut di atas sangat masuk akal , karena kalau dikaji dari konsep karateristik inovasi (Everett Rogers, 1981) baik dari aspek keuntungan relatif (relative advantage), kesepadanan (compability), kompleksitas (complexity), kemungkinan dapat dicoba (triability), kemungkinan dapat diamati (obsevability), perubahan pendidikan dengan pendekatan teknologi informasi serta memperhatikan potensi-potensi yang ada dalam masyarakat sangat mungkin dilakukan.


PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI
DALAM PENDIDIKAN

Mengingat tofografi dan demografi penduduk Indonesia yang kurang menguntungkan, maka kita sudah saatnya memikirkan sistem pendidikan yang dapat dijangkau oleh penduduk paling terpencil dan paling minim sumber dayanya. Dilihat dari upaya penerapan teknologi tersebut, sungguh banyak potensi yang dapat dijadikan modal dasar penerapan teknologi informasi dalam pendidikan masyarakat.

Ada beberapa alasan yang dapat diangkat, bahwa teknologi informasi dapat diterapkan dalam pendidikan masyarakat, di antaranya:
Pertama, karena alasan masyarakat sudah banyak yang memiliki komputer sendiri. maka memungkinkan dikembangkannya Paket belajar Personal-Interaktif. Paket ini dilakukan dengan cara memanfaatkan software pendidikan seperti; Computer Assisted Instructional (CAI) atau Computer-Based Training (CBT). Pada pemanfaatan jenis ini, informasi atau materi ajar dikemas dalam suatu software. Peserta belajar dapat belajar dengan cara menjalankan program komputer atau perangkat lunak tersebut di komputer secara mandiri dan di lokasi masing-masing. Melalui paket program belajar ini peserta dapat melakukan simulasi atau juga umpan balik kepada peserta ajar tentang kemajuan belajarnya.

Kedua, karena alasan negara Indonesia terdiri atas ribuan pulau yang tersebar dalam wilayah yang sangat luas, serta dihuni oleh lebih dari 200 juta pendiuduk dengan distribusi secara tidak homogen. Kondisi ini memang disadari kendala ketika akan diterapkan system pendidikan konvensional (tatap muka). Maka teknologi informasi yang mungkin diterapkan untuk kondisi tersebut adalah melalui jaringan internet. Ada beberapa alternatif paradigma pendidikan melalui internet ini yang salah satunya adalah system “dot.com educational system” (Kardiawarman, 2000). Paradigma ini dapat mengitegrasikan beberapa system seperti; (1) paradigma virtual teacher resources, yang dapat mengatasi terbatasnya jumlah guru yang berkualitas, sehingga siswa tidak haus secara intensif memerlukan dukungan guru, karena peranan guru maya (virtual teacher) dan sebagian besar diambil alih oleh system belajar tersebut. (2) virtual school system, yang dapat membuka peluang menyelenggarakan pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang tidak memerlukan ruang dan waktu. Keunggulan paradigma ini daya tampung siswa tak terbatas. Siswa dapat melakukan kegiatan belajar kapan saja, dimana saja, dan darimana saja. (3) paradigma cyber educational resources system, atau dot com leraning resources system. Merupakan pedukung kedua paradigma di atas, dalam membantu akses terhadap artikel atau jurnal elektronik yang tersedia secara bebas dan gratis dalam internet.

Semua paradigma tersebut di atas dapat diintegrasikan kedalam suatu system pendidikan jarak jauh (distance educational) dengan pemanfaatan teknologi internet. Salah satu bentuk pemanfatan teknologi internet pada pendidikan jarak jauh adalah pengajaran berbasis Web yang dikenal dengan istilah e-Learning. Melalui media ini proses belajar dapat dijalankan secara on line atau di-down-load. Untuk keperluan off line. Peserta didik dapat mengakses system kapan saja dibutuhkan dan sesering mungkin (time independence), tidak terbatas pada jam belajar dan tidak tergantung pada tempat (place independence). Fungsi lain yang dapat digunakan untuk proses belajar tersebut melalui e-mail atau grup diskusi, yang dapat berinteraksi dan mengirimkan naskah secara electronic. Pada perguruan tinggi, pemanfaatan teknologi informasi telah dibangun dalam suatu system yang disebut e-University (electronic university). Pengembangan e-University ini bertujuan mendukung penyelenggaraan pendidikan sehingga dapat menyediakan layanan informasi yang lebih baik kepada komunitasnya baik di dalam (internal) maupun diluar (eksternal) perguruan tinggi tersebut

Ketiga, karena alasan untuk kesamaan mutu dalam memperolah materi, dikembangkan paket belajar terdistribusi. Materi ajar dapat dikemas dalam bentuk Webpage, ataupun program belajar interaktif (CAI atau CBT). Materi belajar kemudian di tempatkan disebuah server yang tersambung ke internet sehingga dapat diambil oleh peserta ajar baik memakai Web-Browser ataupun File Transport Protocol (aplikasi pengiriman file).


MODEL BELAJAR
BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

Melalui pemanfaatkan teknologi informasi (Komputer), seolah-olah materi ajar dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja. Akses terhadap materi ajar sebenarnya dapat diatur bila dikehendaki karena tersedia fasilitas pengaman di mana hanya orang yang telah mendaftar saja yang bisa mengakses materi ajar tersebut.

Mengingat negara bertanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, maka negara perlu menyediakan materi ajar dengan mempekerjakan pakar yang mempunyai dedikasi tinggi untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Mahalanya biaya honor dan pembuatan materi ajar bukan masalah, karena dapat dijustifikasi, apabila materi ajar tersebut dapat dipakai oleh segenap anggota masyarakat di Indonesia.

Ada dua materi ajar yang dapat dikembangkan: pertama, materi yang dapat dikembangkan adalah Materi untuk Tutor (pendamping warga belajar) paket A dan paket B, sehingga mereka dapat mengembangkan pengetahuannya seiring dengan perkembangan zaman. Kedua, materi ajar yang akan dikonsumsi oleh warga belajar (masyarakat luas). Materi ajar ini adalah materi ajar yang dapat memberdayakan masyarakat, seperti keterampilan praktis yang segera dapat diterapkan nyata. Sebagai contoh; untuk daerah wisata, materi ajarnya kiat menjajakan souvenir. Begitu pula untuk para nelayan di daerah pantai, untuk pengrajin, atau ibu rumah tangga dan profesi lainnya. Dengan demikian apabila telah terdapat materi ajar yang distribusinya dapat dilakukan dengan memanfaatkan jaringan komputer yang telah terapkan, maka mayarakat yang memerlukan materi ajar tersebut dapat dengan mudah mendapatkannya.

Persoalan mendasar berkenaan dengan model ajar ini, adalah keterbatasan anggota masyarakat untuk mengopersikan komputer internetnya dalam proses pengajaran. Oleh karena itu perlu ada aksi untuk menyiapkan masyarakat (ready for lerning), yaitu dengan cara melibatkan para penyuluh lapangan dari departemen terkait, mislanya penyuluh pertanian, penyuluh industri, aparat pemerintah setempat, dll. Mereka ini petugas yang telah terlatih dan mengetahui materi ajar yang tersedia dan cara akses atau mendapatkannya. Mereka bertanggungjawab membantu kelompok masyarakat termasuk mengkomunikasikan materi ajar yang tidak dipahami masyarakat sehingga dapat mempelajarinya dalam waktu tertentu. Model ajar tersebut, secara umum dapat digambarkan sbb:

Gambar Model Jaringan Pendidikan Masyarakat

STANDARISASI MUTU SOFTWARE

Dalam kaitannya dengan perangkat lunak (software) komputer pendidikan, dan tidak bermaksud membatasi kreatifitas masing-masing, kita harus memikirkan standarisasi dari perangkat lunak (software) komputer pendidikan yang akan disajikan kepada masyarakat atau siswa di sekolah. Standarisasi ini dimaksudkan untuk mempertahankan mutu dan memberi jaminan mutu (quality assurance) outcome system pendidikan.

Saat ini telah banyak sekali sumber belajar yang berbasis komputer bahkan berbasis multmedia (buatan dalam dan luar negeri) baik yang berfungsi sebagai materi pokok, maupun sebagai materi pengayaan, namun penelitian tentang dampak dari penggunaan sumber belajar tersebut belum banyak dilakukan, terutama dalam hal kemungkinan adanya miskonsepsi yang ditimbulkan oleh sumber belajar itu. Oleh karena itu, studi tentang pengembangan, uji coba dan standarisasi perangkat lunak komputer kependidikan harus segera dilakukan oleh departemen atau pihak yang berkepentingan dan kita semua.

KESIMPULAN

Penyelenggaran pendidikan nasional bagi masyarakat yang bersifat bersifat konvensional, mengalami banyak kendala ketika dituntut untuk memberikan pelayanannya bagi masyarakat luas yang tersebar di seluruh nusantara. Kendala tersebut di antaranya selaian keterbatasan finasil, jauhnya lokasi, dan keterbatsan jumlah institusi. Sementara, saat ini telah berkembang teknologi informasi yang dapat dimanfaatan untuk mengatasi kendala tersebut. Untuk itu, sudah saatnya teknologi informasi dimanfaatkan secara optimal dalam penyeleggaran pendidikan di Indonesia ini, sehubungan di masa depan pendidikan akan mengahadapi persaingan global yang sangat ketat.

Upaya memenangkan (paling tidak) dapat ikut bermain dalam dinamika global membutuhkan prasyaratkekuatan kepercayaan diri dan kemandirian di dalam. Sistem kognitif yang diorientasikan ke masa depan mengharuskan adanya kontak dan proaktif (ekspansi) dalam menggali peluang-peluang bekerjasama.

Read more...

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Jumat, 03 April 2009

Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Perkembangan teknologi informasi memperlihatkan bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi ini. Keadaan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan yang sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan elektronik. Pemanfaatan teknologi informasi juga telah merambah dalam bidang pendidikan. Teknologi ini sangat pantas digunakan dalam lingkungan akademis karena dapat memberikan berbagai bantuan yang sangat bermanfaat dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Fungsi dari teknologi informasi untuk pendidikan adalah untuk menjamin kualitas pendidikan di Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pendidikan, dengan sasaran yang secara cermat dipilih, bahan ajar yang berkualitas, serta metodologi pengajaran yang tepat, akan mampu mendukung proses pemerataan dan mengurangi kesenjangan antar daerah. Pencapaian tujuan ini mampu mendukung proses pemerataan dan mengurangi kesenjangan antar daerah.

Kata kunci: Internet, mutu pendidikan, teknologi informasi, world wide web, e-learning

PENDAHULUAN
Sebenarnya permasalahan inti pada dunia pendidikan sangat komplek Berbagai hal dapat saja dipersalahkan sebagai pokok masalah yang menghambat kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Namun demikian, kecacatan yang dengan jelas dapat kita temukan adalah proses belajar mengajar yang masih menggunakan sistem konvensional yang mengandalkan tatap muka antara guru dan murid, dosen dengan mahasiswa, pelatih dengan peserta latihan, bagaimanapun merupakan sasaran empuk yang paling mudah menjadi sasaran bagi suara-suara kritis yang menghendaki peningkatan kualitas pada dunia pendidikan. Sehingga diperlukan solusi yang tepat dan cepat dalam mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan mutu pendidikan sekarang.

Pada dasarnya atmosfer pembelajaran merupakan hasil sinergi dari tiga komponen pembelajaran utama, yakni siswa, kompetensi guru, dan fasilitas pembelajaran. Ketiga prasyarat tersebut pada akhirnya bermuara pada area proses dan model pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif antara lain memiliki nilai relevansi dengan pencapaian tujuan pembelajaran dan memberi peluang untuk bangkitnya kreativitas guru. Kemudian berpotensi mengembangkan suasana belajar mandiri selain dapat menarik perhatian siswa dan sejauh mungkin memanfaatkan momentum kemajuan teknologi khususnya dengan mengoptimalkan fungsi teknologi informasi.

Seiring perkembangan zaman, penggunaan sistem konvensional sudah tidak efektif sebab dianggap sangat lambat dan tidak seiring dengan perkembangan teknologi informasi dimana pertukaran informasi menjadi semakin cepat dan instan. Sehingga ketidakefektifan adalah kata yang paling cocok untuk sistem ini. Sistem konvensional seharusnya sudah ditinggalkan sejak ditemukannya media komunikasi multimedia sebagai bentuk kemajuan teknologi informasi. e-Education, istilah ini mungkin masih asing bagi bangsa Indonesia. e-education (Electronic Education) ialah istilah penggunaan teknologi informasi di bidang pendidikan.

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.

Banyak aspek dapat diajukan untuk dijadikan alasan untuk mendukung pengembangan dan penerapan teknologi informasi untuk pendidikan dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan nasional Indonesia. Salah satu aspeknya ialah kondisi geografis Indonesia dengan banyak pulau yang terpencar-pencar dan kontur permukaan buminya yang seringkali tidak bersahabat. Teknologi informasi sangat mampu dan dijagokan agar menjadi fasilitator utama untuk meningkatkan dan meratakan pendidikan di bumi Nusantara, sebab teknologi informasi yang mengandalkan kemampuan pembelajaran jarak jauhnya tidak terpisah oleh ruang, jarak dan waktu sehingga semua yang diperlukan akan dapat disediakan secara online sehingga dapat diakses kapan saja.

Kemudahan itu merupakan salah satu manfaat yang didapatkan dari globalisasi yang melibatkan integrasi di berbagai bidang di antarannya pendidikan dan teknologi. Sumbangsih pemikiran dari dunia pendidikan telah melahirkan modernisasi di segala bidang kehidupan masyarakat dunia saat ini. Berhubungan dengan hal itu, kehadiran teknologi telah meningkatkan kualitas dan keampuhan pendidikan itu sendiri. sebagaimana empat pilar pendidikan yang di cetuskan oleh Unesco antara lain learning to know, learning to do, learning to be, dan learning together.

Beberapa penerapan teknologi informasi yang mungkin digunakan di sekolah diantaranya adalah : Jaringan Komputer Lokal (Local Area Network), Koneksi ke Internet, Laboratorium Komputer, Sistem Informasi yang berkaitan dengan kegiatan sekolah seperti Perpustakaan, Data Siswa, Bahan Pelajaran, dan lain-lain.

Read more...

Penerapan Teknologi Informasi (PTI)


Pada tanggal 28 Agustus 2007 pertemuan 1 Penerapan Teknologi Informasi di
ajarkan oleh Bu Tri Sagirani.Dalam pertemuan itu bertujuan agar para mahasiswa
mengetahui tentang :

-Definisi Komputer, Teknologi Informasi

-Komponen-komponen sebuah komputer

-Software

-Network dan Internet

-Pemanfaat internet untuk update informasi



Berikut adalah kesimpulan-kesimpulan yang dapat diperoleh dari Bu Tri mengenai
Penerapan Teknologi Informasi :



Definisi Teknologi Informasi adalah sebuah istilah yang mencakup seluruh bentuk
teknologi yang digunakan untuk membuat, menyimpan, tukar menukar dan membuat
informasi dalam berbagai bentuk/format (business data, voice conversations,
images, motion pictures, presentasi multimedia dll, termasuk didalamnya
informasi yang belum tersusun dengan rapi). Teknologi yang termasuk didalamnya
adalah teknologi telephone/telekomunikasi dan teknologi komputer.

information processing cycle meliputi :

-Input
-Process
-Output
-Storage
-Communication


Komponen Komputer :

-Input Device
-Output Device
-System Unit
-Storage
-Communication Device


-input device : Hardware yang peralatan di sistem komputer yang
scr fisik terlihat dan dapat dijamah dan digunakan untuk memasukan data dan
instruksi

PTI_STIKOM


-output device : Hardware yang menampilkan informasi ke satu atau
lebih orang

PTI_STIKOM


system unit : Kotak yang berisi komponen elektronik yang digunakan
untuk memproses data menjadi informasi


-storage : Tempat menyimpan data, instruksi, dan informasi untuk
kebutuhan di masa yang akan datang


Storage dibagi lagi menjadi :

Storage media

Physical material yang digunakan untuk menyimpan data, instruksi dan informasi

Contoh : Digital Camera,Handheld Computer


Storage device

Peralatan yang digunakan untuk menemukan kembali record atau item Records
and retrieves yang ada dalam storage medium

Contoh: Flashdisk,Harddisk, Floopy Disk


-Communications device : Komponen dari hardware yang ada didalam komputer
Untuk mengirim data, instruksi dan informasi ke komputer lain Melalui kabel,
telephone lines, cellular radio networks, satellites dan media transmisi yang
lainnya


software :
Perintah-perintah untuk komputer melakukan sesuatu(mengolah data)


graphical user interface (GUI) : Sebuah interface yang memungkinkan kita
berinteraksi dengan software dengan menggunakan graphics dan icons. GUI
mengontrol pengentrian data dan bagaimana sebuah display/tampilan informasi
tampil di layar


system software : Program yang mengontrol atau memaintain operasional
komputer dan device lain yang terhubung kepadanya


Dalam System Software dibagi lagi menjadi :

Operating System (OS) : suatu programs yang berfungsi untuk memanajemen
operasi-operasi dalam komputer meliputi hardware dan penggunaan software oleh
user


Utility Programs : program yang mengijinkan user untuk melakukan tugas
maintenance (umumnya berkaitan dengan memanage komputer dan Programs)


application software : Program yang menjalankan task/tugas secara
spesifik untuk user


programmer : Seseorang yang mendevelop application software atau system
software


network (jaringan komputer) : Kumpulan dari beberapa komputer dan network
device yang saling terhubung satu dengan lainnya

PTI_STIKOM

Internet : Kumpulan network (worldwide collection of networks) yang
mengkoneksikan berjuta-juta pelaku bisnis, pemerintahan, institusi pendidikan,
individu dsb sehingga bisa saling komunikasi dan bertukar informasi


PTI_STIKOM

Alasan kita mengakses Internet :

-Communications
-Information
-Shopping
-Banking and Investing
-Classes
-Entertainment


Berikut adalah
Tips dan Trick dalam Googling dan Browsing


-Googling



*Must know – How to make the best search…

*Best keyword = Best results

*Always
use advanced search


-Browsing


*Use multiple tab browser

*Smart
browsing

Dan minggu depan pertemuan tentang PTI(penerapan Teknologi Informasi)yang dibawakan oleh Bu Tri Sagirani akan membahas tentang Input Device..Berjuang y bu..hohoho (kayak hari kemerdekaan aja xixixixi :p)

Read more...

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Newspaper II by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP